Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Siap Menghadapi Tantangan Ekonomi Indonesia
Purbaya Yudhi Sadewa resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia pada 8 September 2025. Ia menggantikan Sri Mulyani Indrawati dalam Kabinet Merah Putih 2024-2029. Pelantikan ini menjadi sorotan publik karena Purbaya sebelumnya dikenal sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020, di mana ia berhasil menjaga stabilitas perbankan di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.
Profil dan Pendidikan Lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 7 Juli 1964, Purbaya menempuh pendidikan teknik elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan studi ekonomi di Purdue University, Amerika Serikat, meraih gelar Master of Science (MSc) dan Doktor (Ph.D) di bidang Ilmu Ekonomi. Kombinasi latar belakang teknik dan ekonomi ini membekalinya dengan kemampuan analisis yang tajam, mampu merancang strategi fiskal berbasis data, serta memahami kompleksitas ekonomi dan teknologi secara bersamaan.
Jejak Karier Karier profesional Purbaya dimulai di sektor swasta sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994). Ia kemudian beralih ke ekonomi, menjadi Senior Economist dan Chief Economist di Danareksa Research Institute, serta Direktur Utama PT Danareksa Securities. Di pemerintahan, Purbaya menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di berbagai kementerian dan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Ia juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri sebelum akhirnya memimpin LPS selama lima tahun.
Gaya dan Kebijakan Media internasional, seperti The Straits Times, menyebutnya "menteri bergaya cowboy" karena sikap optimistisnya terhadap pertumbuhan ekonomi meskipun mendapat kritik pasar. Langkah awalnya sebagai Menkeu termasuk menempatkan Rp200 triliun di bank Himbara (BRI, BNI, Mandiri) untuk mendorong likuiditas dan pertumbuhan sektor riil. Purbaya menekankan bahwa delapan program akselerasi ekonomi senilai Rp16,23 triliun, termasuk bantuan pangan Rp7 triliun, tidak akan membebani APBN.
Agenda dan Prioritas di Kemenkeu
Stabilitas Fiskal: Memastikan APBN tetap sehat dengan manajemen utang yang hati-hati, pemantauan defisit, serta pengendalian pengeluaran negara.
Reformasi Perpajakan: Mengoptimalkan penerimaan negara melalui modernisasi sistem pajak, digitalisasi, dan kebijakan yang adil untuk masyarakat dan pelaku usaha.
Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi Hijau: Mendukung proyek strategis, infrastruktur penting, dan transisi energi bersih untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Pengendalian Inflasi dan Stimulus Ekonomi: Menyusun kebijakan fiskal yang responsif untuk mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan, termasuk dukungan sektor UMKM dan investasi.
Tantangan dan Peluang
Tantangan: Menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak pasti, tekanan inflasi domestik, melanjutkan program-program pendahulu, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Peluang: Memanfaatkan potensi ekonomi digital, bonus demografi, serta dukungan penuh dari kabinet dan pemangku kepentingan untuk percepatan pertumbuhan dan inovasi ekonomi.
Isu dan Respons Publik Purbaya pernah menghadapi kontroversi terkait unggahan anaknya di media sosial, namun ia menekankan pentingnya fokus pada kebijakan publik dan tetap profesional. Strategi awal kebijakan fiskalnya, termasuk pencairan Rp200 triliun ke Himbara, menjadi perhatian analis dan media, namun dianggap sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas sektor riil dan perbankan.
Dengan pengalaman luas di sektor swasta dan pemerintahan, latar belakang akademik yang kuat, serta pendekatan kebijakan yang berbasis data dan pragmatis, Purbaya Yudhi Sadewa hadir sebagai Menkeu yang siap mengawal ekonomi Indonesia, memanfaatkan peluang, dan menghadapi tantangan dengan strategi yang terukur dan berkelanjutan.
Posting Komentar