Stella Christie: Ilmuwan Diaspora Kini Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains & Teknologi (Kabinet 2024–2029)

Daftar Isi

1. Profil Singkat & Latar Pendidikan

Stella Christie lahir di Medan, 11 Januari 1979, dan menghabiskan masa kecilnya di Jakarta. Ia menyelesaikan SD–SMP–SMA di Santa Ursula Jakarta sebelum mendapat beasiswa ke Red Cross Nordic United World College di Norwegia melalui program ASEAN dan UWC.

Pendidikan tinggi:

  • S1, Harvard University (1999–2004)
    – Awalnya ekonomi, lalu beralih ke psikologi (Mind, Brain & Behavior); lulus magna cum laude dengan Highest Honors.

  • Ph.D., Northwestern University (2010)
    – Fokus pada psikologi kognitif.

2. Karier Riset & Akademik Global

Postdoctoral Research (2010–2012): University of British Columbia, Kanada.
Swarthmore College (2012–2018):
– Dimulai sebagai asisten profesor, kemudian Associate Professor tetap (tenured).
Tsinghua University, Beijing (2018–sekarang):
– Profesor dan Research Chair “Brain & Intelligence”.
– Direktur Child Cognition Center, memimpin riset perkembangan kognisi anak.

Kontribusi riset:

  • Terbitkan 21+ artikel di jurnal internasional seperti Current Biology, Cognitive Science, dan Child Development.

  • Tulis dua buku ilmiah pada 2022.

  • Dana penelitian mencapai USD 4,7 juta, termasuk dari Lego Foundation.

  • Gabung di Governing Board Cognitive Science Society.

Riset terpilih:

  • Structure Mapping for Social Learning (Cognitive Science, 2017)

  • Sensitivity to Relational Similarity and Object Similarity in Apes and Children (Current Biology, 2016)

  • Language Helps Children Succeed on a Classic Analogy Task (Cognitive Science, 2014)

3. Penghargaan & Pengakuan

  • Editor’s Choice Award (2010): Artikel di Journal of Cognition and Development.

  • Nominasi James McDonnell Understanding Human Cognition Award (2016):
    – Salah satu penghargaan tertinggi di bidang ilmu kognitif.

4. Peran di Pemerintahan Indonesia

Dilantik pada Oktober 2024 sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains & Teknologi dalam Kabinet Merah Putih 2024–2029.

Fokus Utama 2025:

  • Pendidikan vokasi:
    – Menghapus stigma bahwa vokasi dan akademik tertahap.
    – Belajar dari Jerman, Swiss, Belanda; dan memperkuat Mitras DUDI di industri.

  • Inovasi & riset:
    – Gabungkan riset dasar dan terapan melalui kolaborasi akademik–industri–pemerintah.

  • Pemerataan akses:
    – Jalur kebijakan lebih diutamakan dibanding pembangunan kampus baru.
    – Pastikan efisiensi dana LPDP dan mutu pendidikan tinggi.

5. Kiprah Konsultatif & Sosial

  • 2020–sekarang: Penasihat kebijakan untuk Kemendikbudristek.

  • Tulis pengantar buku esai kreativitas (2020).

  • Narasumber di forum pendidikan dan kesehatan:
    – Diskusi di Dinas Pendidikan Jakarta, kementerian, dan Bank Indonesia tentang AI dan revolusi digital.

  • Tampil di dokumenter seperti Rahasia Otak (CCTV9), film pendek UNICEF (Championing Her Future, Jan 2024), Podcast Merdeka, dan di platform X, memberi dorongan bagi generasi muda, khususnya perempuan.

6. Daya Khusus Pribadi & Multi‑Bahasa

  • Menguasai 5 bahasa: Indonesia, Inggris, Mandarin, Polandia, dan Spanyol.

  • Menikah dengan Bartlomiej Czech, ilmuwan Polandia (lulusan Harvard & UPenn), yang juga berkarier di akademia. Mereka memiliki seorang putra.

7. Dampak pada Visi Pendidikan Indonesia

  • Membawa perspektif riset global ke dalam kebijakan nasional.

  • Memperkuat fondasi vokasi dan inovasi jelang loncatan Indonesia Emas 2045.

  • Berperan nyata dalam menyusun pendidikan tinggi yang berorientasi pada:

    • Penciptaan ilmu (research-driven).

    • Kolaborasi sektor publik–swasta–akademia.

    • Akses pendidikan berkualitas secara merata.

Posting Komentar