Saham DKHH Melesat ARA di Hari Pertama, Anjlok ARB di Hari Kedua

Daftar Isi

Jakarta, 9 Mei 2025 – Saham PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH), emiten baru di sektor kesehatan, mencatatkan pergerakan harga yang dramatis dalam dua hari perdagangan pertamanya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada hari debutnya, Kamis (8 Mei 2025), saham DKHH langsung melesat hingga menyentuh Auto Reject Atas (ARA), ditutup naik 34,85% ke level Rp178 per saham dari harga IPO Rp132. Namun, euforia tersebut tidak berlangsung lama. Pada hari kedua, Jumat (9 Mei 2025), saham DKHH anjlok dan menyentuh Auto Reject Bawah (ARB), turun 15% ke level Rp152 per saham.

Hari Pertama: Lonjakan Harga dan Antusiasme Pasar

Pada perdagangan perdana, saham DKHH menarik perhatian pelaku pasar dengan permintaan yang sangat tinggi. Berdasarkan laporan, IPO DKHH oversubscribed hingga 190 kali, mencerminkan minat investor yang luar biasa. Harga saham melonjak sejak pembukaan perdagangan, mencapai batas ARA dengan kenaikan maksimum yang diperbolehkan untuk saham IPO, yaitu 34,85%. Volume perdagangan tercatat signifikan, dengan nilai transaksi mencapai puluhan miliar rupiah.

Direktur Utama DKHH, Satria Muhammad Wilis, menyatakan bahwa pencatatan saham ini menjadi langkah awal untuk memperluas akses layanan kesehatan di wilayah yang masih kurang terjangkau. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pelayanan dan menghadirkan inovasi di bidang kesehatan,” ujar Wilis dalam seremoni pencatatan saham di BEI. Dana IPO sebesar Rp69,96 miliar akan digunakan untuk renovasi Rumah Sakit DKH Cibadak, pembangunan gedung baru, dan pembelian peralatan medis seperti CT-Scan.

Hari Kedua: Koreksi Tajam Hingga ARB

Namun, momentum bullish tersebut tidak bertahan. Pada hari kedua, saham DKHH mengalami tekanan jual yang kuat sejak awal sesi perdagangan. Harga saham terus merosot hingga menyentuh batas ARB sebesar 15%, menyebabkan saham terhenti di level Rp152 per saham. Antrian jual terpantau cukup besar, sementara minat beli melemah.

Beberapa unggahan di platform X mencerminkan kekecewaan sebagian investor. Salah satu pengguna menyebutkan, “Baru hari ke-2 udah ARB aja ini saham DKHH,” meskipun ada pula yang mengaku masih meraup keuntungan dengan strategi jual cepat. Analis pasar menilai koreksi ini wajar mengingat lonjakan harga di hari pertama yang didorong oleh spekulasi dan euforia IPO.

Faktor Penyebab Volatilitas

Menurut pengamat pasar modal, volatilitas saham DKHH dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, kinerja keuangan DKHH yang menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15,68% pada 10 bulan pertama 2024, tetapi laba bersih turun lebih dari 50% menjadi Rp2,17 miliar, menimbulkan kekhawatiran investor tentang efisiensi operasional. Kedua, valuasi saham DKHH tergolong tinggi dengan Price-to-Earnings Ratio (PER) antara 66,07 hingga 79,29 kali, jauh di atas rata-rata emiten sejenis seperti MIKA atau HEAL.

Selain itu, fenomena “Sell in May, Go Away” yang kerap memengaruhi pasar saham pada bulan Mei juga menjadi pertimbangan. Historis IHSG menunjukkan penurunan rata-rata 1,18% di bulan ini, yang dapat memperbesar tekanan jual pada saham-saham baru seperti DKHH.

Prospek ke Depan

Meskipun mengalami koreksi tajam, DKHH tetap memiliki potensi jangka panjang di sektor kesehatan yang terus berkembang di Indonesia. Fokus perseroan pada pelayanan BPJS Kesehatan dan ekspansi di wilayah underserved dapat menjadi katalis positif. Namun, investor disarankan untuk lebih cermat memantau laporan keuangan dan sentimen pasar global, terutama dampak kebijakan tarif impor AS yang dapat memengaruhi likuiditas pasar saham domestik.

Analis merekomendasikan strategi taking profit jangka pendek bagi investor yang masuk di harga IPO, sambil menunggu stabilisasi harga untuk posisi jangka panjang. Dengan waran seri I yang ditawarkan pada harga pelaksanaan Rp155, investor juga memiliki opsi untuk memanfaatkan potensi kenaikan harga di masa depan.

Disclaimer: Berita ini bukan rekomendasi jual atau beli. Investasi saham mengandung risiko, dan keputusan investasi sepenuhnya tanggung jawab investor. Lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.

Posting Komentar