Saham DKHH Terkena ARB pada Hari Ketiga Pasca-IPO di Harga Rp 130
JAKARTA – PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH), operator rumah sakit swasta, mencatatkan debut yang kuat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Mei 2025, dengan harga sahamnya menyentuh batas auto-reject atas (ARA) pada hari perdagangan pertama. Namun, pada hari ketiga perdagangan, 14 Mei 2025, saham tersebut mengalami penurunan tajam hingga menyentuh batas auto-reject bawah (ARB) di harga Rp 130, memicu perhatian investor terhadap volatilitas jangka pendek. Perkembangan ini terjadi di tengah sentimen pasar yang beragam di sektor kesehatan.
Debut IPO Kuat Diikuti Koreksi
Pada hari IPO, 8 Mei 2025, DKHH menawarkan 530 juta lembar saham dengan harga Rp 132 per saham, berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 69,96 miliar. Saham dibuka pada Rp 132 dan melonjak hingga Rp 178, menyentuh ARA, yang mencerminkan tingginya minat investor awal. Pada hari kedua, 9 Mei 2025, saham mengalami koreksi, dibuka pada Rp 240 namun ditutup pada Rp 152, turun 14,61%. Volume perdagangan yang tinggi, dengan lebih dari 3,9 juta lembar saham diperdagangkan, menunjukkan aksi ambil untung yang signifikan oleh investor yang membeli saham pada harga IPO atau selama kenaikan hari pertama.
Hari Ketiga, Saham Menyentuh ARB di Rp 130
Setelah libur Hari Waisak pada 12 Mei 2025 dan cuti bersama pada 13 Mei 2025, perdagangan saham DKHH dilanjutkan pada 14 Mei 2025. Pada hari ketiga ini, saham mengalami tekanan jual yang kuat dan menyentuh batas auto-reject bawah (ARB) di harga Rp 130, yang menghentikan penurunan lebih lanjut untuk hari tersebut. Penurunan ini sejalan dengan aturan BEI yang menetapkan batas ARB sebesar 15% untuk saham pada kisaran harga ini, dihitung dari harga penutupan hari sebelumnya (Rp 152). Penurunan ini menandai volatilitas yang signifikan dari puncak harga pada hari pertama, yang sering terjadi pada saham baru tercatat.
Analisis Pasar
Para analis pasar mengaitkan penurunan tajam ini dengan beberapa faktor:
Ambil Untung: Investor awal memanfaatkan lonjakan harga awal saham untuk mengunci keuntungan.
Sentimen Pasar: Sektor kesehatan mungkin menghadapi tantangan akibat perubahan regulasi atau kondisi ekonomi.
Kekhawatiran Valuasi: Pertanyaan tentang valuasi saham mungkin mendorong investor untuk menilai ulang.
Menurut Wilson Sofan, Direktur Investment Banking MNC Sekuritas, “Volatilitas harga saham DKHH pada beberapa hari pertama tidaklah aneh untuk IPO, terutama di sektor kesehatan yang sensitif terhadap perubahan regulasi dan ekonomi. Investor sebaiknya fokus pada potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan, bukan fluktuasi harga jangka pendek.”
Implikasi bagi Investor
ARB pada 14 Mei 2025 di harga Rp 130 mungkin mengindikasikan bahwa saham telah oversold, berpotensi menjadi peluang beli bagi investor jangka panjang. Namun, para ahli menyarankan untuk berhati-hati, menekankan perlunya memantau kinerja keuangan DKHH dan kondisi pasar yang lebih luas. Komitmen perusahaan untuk memperluas layanan kesehatan, terutama di wilayah yang kurang terlayani seperti Kedungwaringin, Sukatani, dan Cibadak, dapat mendukung trajektori pertumbuhannya, tetapi investor harus tetap waspada terhadap risiko yang terkait dengan saham baru tercatat.
Kesimpulan
Saham DKHH mengalami volatilitas signifikan dalam tiga hari pertama perdagangan, berayun dari menyentuh ARA pada debutnya pada 8 Mei 2025, mengalami koreksi pada 9 Mei, hingga menyentuh ARB di harga Rp 130 pada 14 Mei 2025. Meskipun lonjakan awal mencerminkan minat investor yang kuat, penurunan berikutnya menggarisbawahi pentingnya analisis cermat dan perspektif jangka panjang saat berinvestasi di IPO. Seiring stabilisasi saham, pelaku pasar akan memantau kinerja operasional dan inisiatif strategis DKHH untuk mengukur potensi masa depannya.
Posting Komentar