Begini Cara Kerja Saham Memberikan Keuntungan

Daftar Isi

Investasi saham tetap menjadi salah satu cara paling populer untuk membangun kekayaan di Indonesia. Namun, banyak investor pemula bertanya: bagaimana sebenarnya saham memberikan keuntungan? Jawabannya ada pada dua mekanisme utama: capital gain dan dividen. Selain itu, ada beberapa fitur tambahan dalam pasar saham yang juga bisa memberikan nilai tambah bagi investor. Artikel ini mengupas tuntas bagaimana saham bekerja dalam menghasilkan keuntungan, dengan bahasa lugas, data terbaru, dan contoh nyata di pasar Indonesia.

1. Capital Gain: Keuntungan dari Selisih Harga

Capital gain terjadi saat Anda membeli saham dengan harga tertentu lalu menjualnya di harga yang lebih tinggi. Selisih inilah yang menjadi keuntungan Anda.

Contoh nyata: Jika Anda membeli saham PT Astra International Tbk (ASII) pada Januari 2024 seharga Rp5.000 per lembar dan menjualnya pada Mei 2025 saat harganya mencapai Rp6.500, maka Anda meraih capital gain sebesar Rp1.500 per lembar atau total Rp3 juta jika Anda membeli 2.000 lembar.

Faktor yang mempengaruhi capital gain:

  • Kinerja perusahaan: Semakin baik laba dan prospek perusahaan, semakin tinggi potensi kenaikan harga sahamnya.

  • Sentimen pasar: Isu makroekonomi, berita korporasi, dan kebijakan pemerintah dapat memicu permintaan.

  • Analisis teknikal: Investor sering melihat pola grafik harga dan volume untuk menentukan waktu terbaik beli atau jual.

2. Dividen: Penghasilan Rutin dari Kepemilikan Saham

Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Ini adalah cara perusahaan "berbagi hasil" kepada pemiliknya.

Jenis dividen:

  • Dividen tunai: Dibayarkan langsung ke rekening investor.

  • Dividen saham: Dibayarkan dalam bentuk penambahan lembar saham.

Contoh aktual: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membagikan dividen tunai sebesar Rp77 per saham pada 2024. Jika Anda memiliki 1.000 lembar, maka Anda menerima Rp77.000. Dividend Yield UNVR saat itu berkisar 3,4% per tahun, lebih tinggi dari bunga deposito.

Hal-hal yang mempengaruhi dividen:

  • Profitabilitas perusahaan: Hanya perusahaan yang menghasilkan laba bersih signifikan yang mampu membayar dividen secara rutin.

  • Kebijakan perusahaan: Beberapa perusahaan, terutama di sektor teknologi, memilih menahan laba untuk ekspansi ketimbang membagikan dividen.

3. Bonus Saham dan Stock Split

Bonus saham dan stock split adalah strategi korporasi untuk meningkatkan minat investor.

  • Bonus saham: Perusahaan memberikan saham tambahan dari cadangan laba.

  • Stock split: Satu lembar saham dipecah menjadi beberapa bagian untuk menurunkan harga per lembar dan meningkatkan likuiditas.

Contoh konkret: PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melakukan stock split 2:1 pada 2023. Harga saham turun separuh, tetapi jumlah saham Anda bertambah dua kali lipat. Nilai total tetap, namun saham jadi lebih terjangkau bagi investor ritel.

4. Rights Issue: Kesempatan Beli Saham Baru dengan Diskon

Rights issue memungkinkan investor lama membeli saham baru dengan harga lebih rendah dibanding harga pasar.

Manfaat bagi investor:

  • Mendapat harga beli saham lebih murah.

  • Menjaga persentase kepemilikan.

Contoh nyata: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengadakan rights issue pada 2021. Pemegang saham berhak membeli saham baru seharga Rp3.400, di bawah harga pasar saat itu. Jika tidak menggunakan haknya, kepemilikan investor bisa terdilusi.

5. Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Saham

A. Faktor Internal:

  • Laba perusahaan dan pertumbuhannya.

  • ROE dan PER sebagai indikator valuasi.

  • Strategi manajemen dan inovasi bisnis.

B. Faktor Eksternal:

  • Suku bunga acuan dan inflasi.

  • Stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi nasional.

  • Fluktuasi harga komoditas global.

C. Psikologi Pasar:

  • Ketakutan dan keserakahan investor (panic selling, FOMO).

  • Hype yang tidak diimbangi fundamental kuat.

6. Risiko Investasi Saham

Investasi saham memang menarik, tapi bukan tanpa risiko:

  • Risiko pasar: Harga bisa turun drastis karena krisis atau isu global.

  • Risiko perusahaan: Mismanagement, fraud, atau kinerja buruk.

  • Risiko likuiditas: Saham sepi peminat bisa sulit dijual.

  • Risiko psikologis: Keputusan emosional bisa merugikan.

Investor perlu menyadari bahwa potensi keuntungan selalu datang bersama risiko. Tidak ada jaminan keuntungan tetap.

7. Strategi Maksimalkan Keuntungan

1. Analisis Fundamental: Pahami laporan keuangan. Pilih perusahaan dengan laba tumbuh dan rasio keuangan sehat.

2. Analisis Teknikal: Tentukan waktu beli dan jual berdasarkan indikator seperti Moving Average, MACD, RSI.

3. Diversifikasi: Sebar investasi ke beberapa sektor seperti perbankan (BBRI), konsumer (UNVR), dan teknologi (GOTO) untuk kurangi risiko.

4. Dollar Cost Averaging: Investasi rutin bulanan (misalnya Rp500.000/bulan di TLKM) untuk mendapatkan harga rata-rata yang lebih stabil.

5. Investasi Jangka Panjang: Saham-saham fundamental kuat cenderung naik dalam horizon 5-10 tahun.

6. Update Informasi: Ikuti berita pasar, laporan tahunan perusahaan, dan tren global yang memengaruhi saham lokal.

8. Proses Praktis Beli Saham di Indonesia

Langkah-langkah:

  1. Buka rekening efek di sekuritas resmi (Mandiri Sekuritas, Ajaib, Stockbit, dll).

  2. Setor dana ke RDN.

  3. Pilih saham berdasarkan riset.

  4. Transaksi via aplikasi.

  5. Pantau performa dan berita terkait.

Biaya Transaksi (rata-rata):

  • Beli: 0,15–0,25%

  • Jual: 0,25–0,35%

Catatan: Biaya dapat berbeda tergantung platform yang digunakan.

9. Ilustrasi Perhitungan Keuntungan Saham

Misalnya:

  • Anda beli 2.000 lembar saham ASII di harga Rp5.000 (total Rp10 juta).

  • Harga naik ke Rp6.500, nilai jadi Rp13 juta.

  • Capital Gain: Rp3 juta.

  • Dividen 2024: Rp100 per lembar = Rp200 ribu.

  • Biaya transaksi beli+jual: Rp59 ribu.

  • Total keuntungan bersih: Rp3,141 juta.

10. Tren Saham Indonesia 2025

Indeks IHSG: Pada Mei 2025, IHSG stabil di kisaran 7.000–7.500, ditopang sektor perbankan, konsumsi, dan energi hijau.

Saham Unggulan 2025:

  • Perbankan: BBCA, BBNI, BMRI

  • Konsumer: UNVR, ICBP

  • Teknologi: GOTO, BUKA (lebih volatil, potensi tinggi)

  • Energi hijau: ADRO, PTBA (terkait transisi energi nasional)

Regulasi: OJK dan BEI terus memperketat pengawasan dan transparansi, meningkatkan kepercayaan investor ritel.

Catatan: Untuk informasi terbaru dan keputusan investasi, selalu cek sumber resmi dan konsultasikan dengan penasihat keuangan jika perlu.

Posting Komentar